Senin, 28 Desember 2015

waktu pulang rumah mesra sekali




ia pun menatapku dan tersenyum.dan kali ini aku menciumannya makin liar dan sejenak ku geseki kembali kontolku dengan memeknya…Ia tersenyum nakal lalu menjulurkan lidahnya ke mulutku…,
”jilat om…,”pinta Anis. akupun menyambut lidah yang terjulur itu… Lama kami bermain lidah… Lalu akhirnya Anis memeluk kepalaku ke dadanya. Lalu sebentar ia tarik kepala itu dan memandangku…
“om..,”bisik Anis penuh desahan.
“Iya sayaang…,”Aku membalas sambil mendesah.
“Tanggung jawab, om udah bikin aku horny..”bisik Anis. Yang masih mengangkani pinggangku
Kamipun berciuman lagi, ciuman yang panas dan buas. Bahkan suara sedotan dan lumatan bibir kami mengeluarkan suara yang keras.
Geliatan tubuh dan lumatan yang penuh getar birahi membuat tubuh kami terhempas ke atas kasur yang di gletakkan di lantai kamar kost itu… aku menindih wanita remaja yang statusnya adalah keponakanku sendiri, meremasi dan meraba seluruh bagian tubuh Anis…
“Okhmm…,”desahan Anis ketika mulutku merangsek ke dadanya. Tanganku dengan liar membuka babydol Anis yang sejak tadi sudah berkumpul di antara dua daging kembar dan di atas selangkangannya, sehingga kini dada itu sepenuhnya telanjang… langsung kujilati tetek Anis, mengemut putingnya, dan semua itu begitu merangsang birahi Anis pastinya.
“Okhmmm…jilatin susuku…emut susuku omm…,”erang Anis…
AKu dengan rakus menjilati, menciumi, mengemuti, dan menghisap tetek keponakanku. aku melakukan semua itu dengan nafsu yang menggelegak dan tidak lagi peduli apakah ciumanku itu meninggalkan cupangan merah di seluruh permukaan susu Anis.
Tanganku lalu bergerak meraba ke paha mulus Anis, terus merambat menggeseki celana dalamnya…
Anis begitu terbuai dengan aksi ku yang sedang menggeluti tubuhnya. Dan ia dengan nafsu membalas semuaku… Ia mengerang bagai kucing… Ia menunjukkan nafsunya yang besar di hadapan omnya… Ia pun menggerakkan tangannya meraih kontol ku, Kontol kebanggaanku yang besar dan panjang… Kontol yang rasanya saat ini begitu tegang dan keras…

“Okhmm…aku baru kali ini megang kontol om” erangnya sambil meremas kontolku.
”aku… aku pengen megangin terus…,”desahnya di telingaku.
“kontol om besar dan panjang…,”
“semua cewek yang pernah liat juga bilang gitu” sambil senyum aku meledek keponakanku yang birahi tinggi wajahnya benar-benar berwarna gelap tanda birahi memandangi kontolku..,
”Ohh sayang….coba kocokin kontol om sayang….,”pinta ku pada Anis sementara aku bergerak menciumi mulutnya. Ia melengkungkan tubuhnya, sambil menjangkau kontolku dan mengocoknya
jari-jariku mulai bermain di sekitar vaginanya, dia mengerang. birahinya sudah semakin tinggi. Pelan-pelan badannya kurebahkan di kasur tetapi kakinya tetap menjuntai. tak sabar lagi aku langsung menyerang pangkal pahanya yang masih dibalut celana dalam warna merah.
“Ohh.. ahh.. Om”, erangnya sambil berusaha merapatkan kedua kakinya. Tetapi aku tak peduli. Malah celana dalamnya kemudian kupelorotkan dan kulepas. melihat pemandangan memek tebal yang berjembut tipis nanmontok keponakanku itu begitu mungil, berwarna merah di tengah, dan dihiasi bulu-bulu lembut di atasnya. Klitorisnya juga mungil.
Tak menunggu lebih lama lagi, bibirku segera menyerbu memeknya. Kuhisap-hisap dan lidahku mengaduk-aduk liangnya yang sempit. Anis terus menggelinjang sambil melenguh dan mengerang keenakan. Bahkan kemudian kakinya menjepit kepalaku, seolah-olah meminta terus dikerjai lebih dalam dan lebih keras lagi.
“Oke Non…” lidahku pun makin dalam menggerayangi dinding vaginanya yang mulai basah. Lima menit lebih lobang sempit itu kuhajar dengan mulutku. Kuhitung paling tidak dia dua kali orgasme. Lalu aku merangkak naik. Setelah kuremas-remas teteknya beberapa saat, ganti mulutku bekerja. Menjilat, memilin, dan mencium putingnya yang kecil.

“Ahh.okhhhhmmm.”desis anis tak berhenti
“Enak kan om jilatin trus om begini in?” tanyaku sambil menatap wajahnya. Dan menggesek gesekkan kembali kontolku ke memeknya
“he eh omm” dia mengangguk sambil tersenyum dan memelukku
Aku yg tidak tahan sesekali menyelipkan kepala kontolku ke bibir memeknya dan menggesekkan ke itilnya
“sayang om masukin kepalanya aja ya, om gak kuat nih, kalo Cuma kepalanya gak sampe kena perawanmu, jadi kamu tetap virgin”

aku meminta ijin Anis padahal itu sudah kulakukan, dan sebetulnya aku sangat yakin kalau keponakanku ini sangat ingin aku menusuknya, Anis mendangak melihat kepala kontolku keluar masuk di bibir memeknya, aku terus melakukannya sambil memegangi kontolku karna aku masih tetap ingin menjaga keponakanku yang sexy ini

“Ohhh…ohhh…ohhh…ohhhmm…ohh enaknya..,”erang Anis bagai kucing.
”Oh sayang..oh enaknya…ohhh gesekin sayang… enak sayang…oh…okh enak banget gini sayang…ohhh,” aku semakin cepat mengeluar masukkan palkonku ke bibir memek anis, sesekali ku gesek di luar juga

“nis kamu coba nungging dong sayang..” saat itu aku kembali menggesek gesek dan sesekali memasukkan palkonku dan Sepertinya kepala kontolku sudah masuk lebih dalam lagi saat posisi dogy itu, tapi belum mengenai selaput dara keperawanan Anis, Anis sepertinya juga sangat menikmati sambil terus mendesis dan menggigit bibirnya
“ohh…memekmu enak sayang tebel banget…”

“akhhhu…jughhaaaa enak om ohhh….enak banget om…. Ngentot itu enak banget…..” aku yang tidak tahan mendengar desahan vulgar dari keponakanku akhirnya tidak tahan dan meminta Anis kembali terlentang karna posisi dogy benar benar bikin si Mr.Konto gak kuat nahan
“okhhhh nis,,, om ngec…crotcrot….crot” aku menembakkan maniku di bibir memek Anis sambil kutahan agar tubuhku tidak terdorong ke depan

“om kok di semprotin di situ..”
“om gak tahan sayang, memekmu enak banget, baru di luarnya aja udah enak banget…, lagian itu di pintunya doang, gak papa! om paham kok, kamu gak usah kautir ya…”
Kamipun berpelukan dan saking lelahnya kami tertidur

Dalam benakku aku merasa kalau begini terus terusan pasti Anis bakal hilang keperawanannya di ujung kontol maksiatku
Lanjut di Part 9 ya suhu
Tunggu aja besok insyallah update ini mau keluar dulu ada janjian urusan kerjaan mudah mudahan sih dapet bonus nyemprotin yang putih kentel

0 komentar:

Posting Komentar